Dosen UIN Bandung Teliti Komitmen Beragaman Komunitas LGBT



Dakwahpos.com-BANDUNG — Isu LBGT menarik perhatian masyarakat, namun sejauh mana komitmen beragama mereka sejauh ini? Belum banyak diteliti oleh berbagai ahli. Banyak komunitas kaum gay dari berbagai daerah dan anggotanya pun tidak kalah dengan komunitas lainnya, Senin (20/07/2016). Akan tetapi, dalam lubuk hati mereka yang paling dalam ada sebuah penyesalan, kebingungan, kegundahan, perasaan benci dan suka bercampur aduk.

Mengenai kasus kelainan menyukai sesama jenis, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung mengadakan acara Sosialisasi Instrumen Penelitian oleh dosen UIN Bandung kepada mahasiswa khususnya jurusan Psikologi dan Bimbingan Konselig Islam, dengan mengusung tema  “Model Konseling Islam Pada Klien Yayasan Peduli Sahabat dalam pembentukan Komitmen Beragama.”

Sasaran penelitian dari klien yayasan peduli sahabat (PS) adalah orang yang dirinya dirasa memiliki kelainan seperti pada kasus  Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender atau  lebih dikenal dengan LGBT. Namun, mereka sendiri tidak menyebutkan dirinya sebagai LGBT, tapi baru menyebutnya atau sebagai kelompok SSA yang berarti Same Sex Attraction.

“SSA adalah Same artinya sama, Sex itu jenis kelamin, dan Attraction itu ketertarikan. Jadi maksudnya adalah ketertarikan sesama jenis. Jenis apa? Jenis kelamin.” Ujar Dr. Uwes Fantoni, M. Ag. salah satu narasumber.

Mereka yang menjadi objek penelitian ini akan dilihat dari skala komitmen beragamanya, diantaranya dilihat dari skala tiga aspek, yaitu tentang keimanan, keislaman, dan keikhsanan. Dosen Psikologi Dr. Fenti Hikmawati, M. Si. Salah satu narasumber lainnya mengatakan, 

“Keimanan itu pada diri manusia terus terang aja ya, kadang naik kadang turun. Kadang keimanan itu naik ketika dia taat. Namun, semakin dia rendah keimanannya, makan akan semakin tinggi dia melakukan penyimpangan sex nya,”

Tujuan dari penelitian ini mengurusi mereka yang ingin berubah. “Motivasinya adalah membimbing, mengevaluasi, dan memberikan umpan baik dengan cara mengukur dari kejujuran mereka. Kalau ga jujur buat apa ini juga buat kebaikan mereka sendiri.” Kata Elisa Kurnia,
dosen Psikolog.

Reporter : Reta Herena W./Jurnalistik/114405106

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024