Oleh :Shofwah Nisa Jahidah
Dunia pendidikan Indonesia kembali dikejutkan dengan aksi duel antarpelajar yang kembali menelan korban jiwa. Kejadian ini membuat khawatir para orang tua terutama bagi mereka yang memiliki anak berusia remaja.namun kekhawatiran ini tak hanya dirasakan oleh para orang tua saja,akan tetapi para guru sebagai pendidik. Hal ini menjadi sebuah teguran dan sebagai tolak ukur pendidikan di Indonesia.
Aksi duel antarpelajar ini menjadi berita duka bagi pendidikan di Indonesia ini.
Bahkan diketahui pula bahwa aksi duel ini merupakan agenda rutin yang ditonton puluhan pelajar lain,dan tradisi ini sudah ada sekitar tahun 2000an.
Dari kejadian ini,hendaknya di jadikan sebagai pembelajaran baik bagi pelajar,pendidik,dan orang tua agar tidak terulang kembali di kemudian hari. Karena akibat kejadian ini menjadi tanggung jawab kita semua terutama membentuk generasi terbaik.
Lingkungan yang edukatif membantu perkembangan para pelajar dan terhindar dari kegiatan yang bernilai negatif. Dalam menciptakan lingkungan edukatif yang mendukung,langkah awal yang bisa kita lakukan dengan membiasakan mengajarkan pembelajaran positif seperti menghias lingkungan sekolah dengan slogan-slogan yang memberikan nilai positif dan bisa mendidik para pelajar di sekolah.
Selain menghias lingkungan sekolah,pihak sekolah menyediakan kegiatan yang menjadi wadah penyaluran bakat para pelajar,agar setiap waktu yang dimiliki lebih bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia.sehingga mereka menemukan dunia yang sesuai dengan usia mereka.
Disamping itu,orang tua pun memliki peran penting terutama dalam memperhatikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh sang buah hati. Maka dari itu orang tua tak hanya meluangkan waktu untuk memperhatikan setiap kegiatan namun orang tua pun sudah seharusnya untuk mengajak berdiskusi dengan sang buah hati baik itu mengenai perkembangan di sekolah ataupun yang berhubungan dengan masalah pribadinya.
Dengan begitu mendorong para pelajar untuk tidak melakukan kegiatan negatif terutama kegiatan yang berujung meregang nyawa. Lingkungan edukatif ini menjadi sarana penghapus generasi perusak,karena pemuda saat ini pemimpin kemudian. Maka tugas kita saat ini adalah mencetak generasi perubahan yang bermutu.
Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung
Tulisan ini pernah di muat di Media Indonesia tanggal 2 Oktober 2017
Tidak ada komentar
Posting Komentar