Oleh: Luki Muzaki.A
Dunia pendidikan Indonesia kembali menuai hal yang buruk,bahkan sekarang datang dari salah satu perguruan tinggi yang cukup ternama, yaitu UNJ yang terkena kasus plagiarisme besar-besaran yang dilakukan oleh salah satunya gubernur Sulawesi Tenggara yaitu Nur Alam. Ini tentunya bukan contoh yang baik untuk ditiru.Kejadian ini membuat sejumlah dosen yang mengajar di UNJ merasa kecewa dan telah mencoreng nama baik kampus mereka. Bukan prestasi yang saat ini mereka terima akan tetapi justru hal yang sebaliknya yang sekarang mereka temui.
Maka di dunia perguruan tinggi tentunya sudah tidak asing lagi ketika melihat para mahasiswa yang kreatif dan inovatif memperoleh prestasi dalam berbagai bidang.Terasa kurang lengkap tentunya ketika para mahasiswa tidak melakukan hal yang inovatif dan tidak melakukan hal yang produktif. Dengan begitu mahasiswa alangkah lebih baiknya terus berinovasi dengan karya-karyanya untuk meraih segudang prestasi dan tentu tidak dengan cara plagiarisme.
Perlu pembenahan dan perbaikan secara menyeluruh terkait kasus yang terjadi, teringat pelaku plagiarisme yang telah dinyatakan lulus dengan hasil karyanya yang di anggap melarang peraturan akademik perlu ditindak lanjuti,salah satunya dilakukan pencopotan gelar yang telah diperoleh.
Perilaku yang jujur dan rasa tanggung jawab di setiap insan akademisi tentunya sudah menjadi sebuah keharusan, dan lingkunganlah yang berperan penting agar perihal yang buruk seperti plagiarisme tidak terjadi kembali. Maka sepatutnya mahasiswa sebagai agent of change yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa ini terus melakukan hal-hal yang positif harumkan nama almamater yang sempat tercoreng oleh kasus plagiarisme tersebut.
Tidak ada komentar
Posting Komentar