Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Fathul Khoer dikenal sebagai masjid yang memiliki beragam aktifitas pengajian yang diramaikan warga sekitar. Tidak heran jika masjid ini selalu ramai jamaah. Pengajian ibu ibu yang dilaksanakan setiap hari senin dan hari kamis merupakan salah satu pengajian rutin yang diadakan Masjid Fathul Khoer. Pengajian ini dilakukan mulai dari jam 4 sore sampai menjelang maghrib.
Masjid yang terbilang sudah tua ini dibangun sejak 1942, namun pengajian rutin Senin-Kamis dimulai dari tahun 2015 sampai sekarang. Sejak dimulainya pengajian rutin, warga sekitar khususnya ibu ibu merasa antusias. Awal dimulainya pengajian ini, warga yang mengikutinya ada sekitar 40 orang. Namun seiring berjalannya waktu, warga yang mengikutinya mulai berkurang. Karena masing masing warga mempunyai kesibukan rumah tangga yang berbeda-beda.
"Yaa kan setiap ibu ibu yang nggk hadir itu punya kesibukan lain, makanya banyak yang nggk hadir pengajian hari ini teh.. sebenernya mah banyak yaa.. tapi mungkin kalau hari libur mah ibu ibu suka pergi belanja keluar gitu.. atau sibuk masak. " Ujar Bu Yana (50). Kamis (27/09/2019)
Tidak heran apabila jamaah mulai berkurang, ini karena dilihat dari segi waktu mengaji yang merupakan waktu yang melelahkan setelah mengerjakan segudang pekerjaan rumah tangga. Apalagi kebanyakan jamaah yang ikut pengajian ini adalah ibu ibu rumah tangga.
Tetapi berkurangnya jamaah dalam mengikuti pengajian ini ternyata tidak menyurutkan semangat jamaah yang lainnya. Kebanyakan warga yang memiliki semangat tinggi dalam pengajian yaitu dari golongan yang sudah tua. Para jamaah yang sudah cukup berumur ini mengaku senang apabila ada pengajian rutin di masjid. Karena, selain dapat belajar Al-Qur'an dengan benar, beserta tahsin, tahfidz, dan tafsirnya. Para jamaah juga merasa senang dapat saling bersilaturahmi dan bercanda tawa mengisi hari tuanya di majelis ta'lim.
"Seneng aja yaa emak mah.. bahagia, bisa ngaji bareng jadi tau tajwidnya, cara bacanya. " Ungkap Bu Titi (76), salah satu jamaah yang paling tua dan paling semangat mengaji. Kamis (27/09/2019)
Dilihat dari faktor usia yang sudah tidak muda lagi. Nenek berumur 76 tahun itu pun juga mengungkapkan bahwa ia mengikuti pengajian ini karena adanya dorongan hati dan tekad untuk ingin bisa membaca Al-Qur'an dengan benar. Prinsip seperti inilah yang seharusnya ditularkan kepada khalayak ramai, terutama masyarakat sekitar yang masih berbata-bata dalam membaca Al-Qur'an serta yang semangat mengajinya mulai pudar.
Reporter: Aprilia Nur Islami, KPI/3A
Tidak ada komentar
Posting Komentar