Mencintai Nabi Secara Haqiqi

Dakwahpos.com, Jakarta 28 Oktober 2021 - Pada hari jum'at (28/10/2021), Jama'ah Sholat jum'at di Masjid Bilaussalaam Jakarta Timur mengadakan Sholat juma't berjamaah dengan mematuhi protokol kesehatan dalam masa pandemi ini. Didalam sholat jumat yang diadakan di masjid tersebut terdapat ceramah yang masih bertema maulid Nabi yang dibawakan oleh Ustad Furqon Ahmad Mubarok S.Pd yang bertemakan mencintai nabi secara haqiqi . Di dalam khutbah tersebut Ustad Furqon menyebutkan ada seorang Arab berkata kepada Rasul saw.,"Kapan Hari Kiamat?" Rasulullah saw. balik bertanya kepada dia, "Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?" Dia berkata, "Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya." Beliau bersabda, "Engkau bersama dengan yang engkau cintai." (HR Muslim, an-Nasa'i, al-Bazzar dan Ibnu Khuzaimah). 
Ustad ahmad Furqon juga berkata Jika cinta kepada kekasih, tidak cukup diungkap dengan kata-kata. Harus dibuktikan dengan aksi nyata. Maka, sudah tentu, cinta kepada Nabi yang mengantarkan seseorang bersama beliau di akhirat nanti, bukan sembarang cinta. Cinta kepada Nabi bukanlah cinta yang dusta. Tetapi cinta kepada Nabi adalah cinta yang nyata dan sempurna.
Para sahabat Nabi berlomba-lomba menunjukkan cinta mereka yang sejati kepada Nabi. Mereka lebih mendahulukan Nabi dari siapapun. Mereka lebih mementingkan Nabi, dari pada saudara, keluarga, orang tua bahkan diri mereka sekalipun.
Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasul saw. bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orangtuanya dan seluruh manusia (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, an-Nasai, al-Baihaqi, al-Hakim dan Ibnu Hibban). Bagaimanakah cinta Nabi yang hakiki? Cinta hakiki kepada Rasulullah saw. menjadi bukti cinta kepada Allah SWT. Cinta kepada Allah SWT harus dibuktikan dengan mengikuti dan meneladani Rasulullah saw., yakni dengan mengikuti risalah yang beliau bawa.
Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, "Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS Ali Imran [3]: 31).Cinta yang hakiki kepada Nabi niscaya menghasilkan ketaatan kepada beliau. 
Imam Syafii dalam syairnya menyatakan:
لَوْ كانَ حُبُّكَ صَادِقاً لأَطَعْتَهُ
إنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيعُ
Andai cintamu benar, niscaya engkau menaatinya,
Sungguh pencinta itu sangat taat kepada yang dicinta.
Cinta kepada Nabi harus dibuktikan dengan taat kepada beliau. Ketaatan kepada beliau harus menyeluruh terhadap apa saja yang beliau bawa dan apa saja yang beliau larang.
Allah SWT memerintahkan:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa saja yang Rasul bawa kepada kalian, ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya (TQS al-Hasyr [59]: 7).
Demikian yang disampaikan oleh Ustad Furqon tentang mencintai nabi secara haqiqi. Cinta yang melahirkan pengutamaan beliau diatas kepentingan urusan sendiri.

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024