Dakwahpos.com, Bandung- Mesjid Jami' Azzainiyah setiap bulannya selalu mengadakan pengajian rutinan atau biasa juga disebut manaqiban, dalam acara ini banyak dihadiri bapak- bapak dan ibu-ibu bahkan pemuda yang datang mengikuti pengajian rutinan ini, dalam situasi pandemi ini pengajian masih berlangsung walaupun dilaksanakan dalam metode hybrid datang ditempat dan distreming youtube karena masih mengikuti protocol kesehatan.
Masjid Jami' Azzainiyah ini bertempat di Jln.Pondok Halimun Nagrog Sinar Barokah Perbawati Kec.Sukabumi Kab.Sukabumi, selain pengajian bulanan dimasjid jami' azzainiyah juga mengadakan pengajian mingguan ibu-ibu dan haul, untuk pengajian mingguan ini sudah berlangsung dari tahun 2008 dikarenakan usulan dari ibu-ibu setempat dan untuk haul baru diadakan setelah pemilik masjid itu wafat pada tahun 2014.
Pengajian rutinan bulanan ini dilaksakan ditanggal 10 setiap bulan hijriah, dalam pengajian ini seringkali tokoh-tokoh ulama, tokoh masyarakat dan ulama setempat berdatangan untuk menghadiri pengajian ini dengan tujuan untuk bersilaturahmi kepada guru, mendapat ilmu dan pahala yang bermanfaat.
Dalam ceramahnya pada pengajian bulanan atau biasa disebut manaqiban kh. Aang Abdullah Zein menyampaikan ceramah dalam kitab Tafsir Al-Jailani mengenai "Perbedaan antara Orang Muslim dengan Orang Kafir" Menurut pandangan orang kafir bahwa Allah itu punya anak atau dengan kata lain trinitas tuhan ayah, tuhan ibu dan tuhan anak. Padahal subhanahu maha suci allah maha bersih allah dalam Q.s Al-ikhlas dikatakan "Lam yalid wa lam yuu lad wa lam ya kul lahu kufuan ahad" maha suci allah dari memiliki anak ayah ataupun ibu. Tetapi pemahan yang harus ditetapkan dalam hati kita itu hanya milik allah apa yang di dzohirkan segala yang dilangit itu milik allah, dan semua yang dzohir dibumi ini juga milik allah termasuk kitapun milik allah.
Menjauhkan diri dari hal duniawi
Semua yang kita miliki bukan milik kita. Tetapi milik Allah SWT.
Hingga datang satu masa, dimana kita mendengar,tapi tidak bisa melihat, kita sadar bahwa semua ini bukan milik kita. Sadar sampai titik itu sulit...
Segala yang di langit dan d bumi milik Allah.
Kenapa Allah menyatakan segala yang dilangit dan di bumi itu milik engkau?
Agar kita bisa menembus pandangkan penglihatan kita pada Allah. pada yang meng"ada"kan yaitu Allah.
Kenapa ini ada?
Untuk membuktikan bahwa ada yang meng"ada"kan. Karena kalau tidak ada yang meng"ada"kan, maka ini semua tidak ada. Jadi Tetapi, kalau pun ini tidak ada, yang meng"ada"kan tetap ada.
Sebodoh-bodohnya orang yang bodoh, dia mampu melihat yang ada, tapi tidak mampu menembuskan kepada yang meng"ada"kan.
Seharusnya ketika kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, niscaya akan Allah tambahkan.
Kita mampu menzahirkan Allah melalui langit dan bumi. Mungkin yang terlihat langit yg penuh bintang, maka kita harus ingat Allah yang meng"ada"kan, maka ucapkan "laa ilaaha illallahu".
Saat melihat segala sesuatu jangan berhenti hati kita berdzikir kepada Allah SWT. Pada dasarnya semua dari Allah SWT.
Kalau kita masih buta mata hati, maka carilah orang yang mampu menunjukkan kita ke arah yang lebih baik.
Ihsan yang sebenarnya adalah melihat Allah SWT.
Mampu menembus pandangkan Allah saat melihat ciptaanNya maka ucapkan "subhanallah".
Menurut KH. Aang jika ingin dekat dengan allah perbanyaklah membaca kalimat "ilahi anta maksudi waridhoka matlubii a'tini mahabbataka wa ma'rifataka" dalam doa itu sudah ada doa meminta rezeki dan sebagainya ibaratnya karena allah maha hebat, maha gagah, maha agung dan maha mulya. Allah maha kaya jika kita dekat dengan allah maka kita juga akan ikut banyak rezeki".
Repoter Hilwa Sayyidatul Afifah
Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar