Sifat-Sifat Manusia

UIN Sunan Gunung Djati Bandung memiliki sebuah masjid yang bernama Masjid Iqomah. Yaitu masjid yang di dirikan pada tahun 1968 dan masih tetap aktif sampai sekarang. Oleh DKM Iqomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di masjid ini sering di adakan kegiatan rutinan kultum sebelum shalat Dzuhur berjamaah. Pada kesempatan kali ini penulis meliput sebuah kegiatan kultum sidang shalat Dzuhur dengan Ustadz Drs. Anwar Supenawinata, M.Ag sebagai khatib. Beliau mengangkat sebuah tema yaitu "Sifat-Sifat Manusia". Rabu (12/05/2021)
Ustadz Drs. Anwar Supenawinata, M.Ag memaparkan bahwa manusia memiliki 4 sifat dan karakter. Dari 4 sifat atau karakter tersebut di kembalikan kepada masing-masing individu untuk berkarakter seperti apa. Semua tergantung keimanan masing-masing, semakin tinggi dan tebal keimanan seseorang maka sifat dan karakternya pun akan semakin baik. 
"Pada kultum hari ini, kita akan mengambil judul atau tema yaitu tentang masalah sifat-sifat manusia. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Ghazali, bahwa manusia itu mempunyai dasar empat sifat atau karakter. Yang diantaranya Al Bahimiah yaitu binatang jinak, Sabu'iyah yaitu binatang buas, Saithoniah atau iblis dan Malaikatiyah atau malaikat, Malaikat selalu tunduk dan patuh kepada perintah daripada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nah dari 4 sifat tersebut, kita seharusnya mengikuti kepada sifat malaikatiyah yaitu sifat yang selalu tunduk dan patuh".
Lalu Ustadz Drs. Anwar Supenawinata, M.Ag membacakan sebuah landasan dalil yaitu Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183 yang menjelaskan bahwa kita sebagai hamba Allah berkewajiban untuk berpuasa dan bertakwa kepada Allah SWT Tuhan semesta alam.
"Wahai  orang-orang yang beriman! telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan pada orang yang dahulu agar kamu bertakwa". Makna yang tersirat dalam surah ini adalah bahwasanya kita sebagai hamba harus patuh, tunduk dan taat kepada Allah. Yaitu dengan cara melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Ustadz Drs. Anwar Supenawinata, M.Ag juga membacakan Al-Qur'an surah An-Nas sebagai dalil yang mengharuskan untuk taqwa dan berserah diri kepada Allah. "Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."
"Manusia itu dalam Alquran banyak memiliki sebutan, ada yang disebutkan sebagai Bani Adam, ada juga disebutkan sebagai Basyariyah, disebutkan sebagai Al-Insan ada juga disebut sebagai An-nas. Alasan manusia itu di sebut sebagai An-Nas adalah karena sebagian manusia itu ada yang suka tergoda, mengikuti tipu daya dan bisikan setan". Ungkapnya.
"Dengan demikian, maka kita harus mempunyai pegangan tali perlindungan yang kuat kepada Allah Subhanahuwata'ala. Karena pada dasarnya sifat-sifat itu selalu muncul di dalam diri manusia". Lanjutnya. Na'udzubillah Tsumma Na'udzubillah. Hanya kepada Allah lah kita meminta penjagaan, karena sifat manusia itu mudah tergoda dan terayu hasutan setan yang menyesatkan.
Lalu kultum di tutup dengan mengajak jamaah untuk melakukan perlindungan diri terhadap rayuan setan dengan cara banyak melakukan ibadah. "Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menghindari daripada bisikan-bisikan setan itu dengan cara berdzikir, Mendekatkan diri kepada Allah SWT, Sholawat, melaksanakan sholat lima waktu dan berpuasa". Ungkapnya.
Sesungguhnya kita hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Semoga Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat. Allah lindungi setiap langkah kaki kita, ayunan tangan kita dan di mana pun kita berada. Semoga kita bisa menjadi Muttaqin, yakni orang yang bertakwa.

Reporter
Patra Sentosa Nugraha
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024