Toleransi sepertinya bukan kata asing di telinga kita, banyak orang yang sering mengatakan toleransi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sifat toleran di artikan sifat atau sikap yang membolehakan atau menghargai pendirian orang lain yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian kita. Toleransi bukan merupakaan hal yang sederhana melainkan suatu hal yang kompleks.
Maykel Verkuyten dan Kumar Yogeeswaran mengklasifikasikan bahwa ada tiga komponen yang terdapat dalam toleransi, pertama objection yang merupakan sikap seseorang yang memaknai toleransi, kedua acceptance yaitu berkaitan dengan reaksi seseorang dalam mempertimbangn adanya suatu kelompok tertentu, ketiga rejection yaitu berkaitan dengan prilaku seseoran yang di tunjukan untuk menunjukan penolakan.
Akhir-akhir ini Indonesia sedang terluka karena sikap tolenransi di indoesia seakan-akan sudah memudar. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia merupan negara yang memiliki keaneka ragaman dalam berbegai aspek kehidupan, baik itu suku, etnis, budaya dan agama. Dengan adanya keberagaman tersebut sering kali terjadi pertikaian antar indiviidu maupun kelompok karena kurang kuatnya sikap toleransi di Indonesia.
Intoleransidi Indonesia sudah marak terjadi di mana-mana, dalam kelompok masyarakata kecilpun intoleransi kerap teradi. Bagaimanaa kita bisa menanamkan sikap tolransi dalam sekala masyarakat yang lebih banyak atau yang lebih luas cakupanya jika dalam kelompok kecil saja kita tidak bisa menghargai satau sama lain, masalah kecilpun selalu di besarkan-besarka karena saling mengedepankan ego masing-masing sehinggaa lupa bahwa penting bagi kita untuk menghargai pendapat orang lain.
Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal ini dapat di artikan bahwa Indonesia memiliki rasa atau sikap toleransi yang tinggi dan sangat kuatantar warga negaranya namun pada kenyataanya sikap tolransi dalam diri masyarakat Indonesia itu sangat minim sekali dan sangat berbalik dengan semboyanya sendiri.
Namun tidak menutup kemungkina kasus intoleraansi tersebut hanyalah ulah oknum-oknum tertentu, di samping itu masih banyak warga Indonesia yang selalu menjunjung tinggi semboyan "Bhineka Tunggal Ika" seperti aksi damai yang di lakukan oleh masyarakat muslim Indonesia di DKI Jakarta dan masih banyak aksi-aksi lainya.
Lalu apa upaya yang harus di lakukan untuk kebali menguatkan sikap toleransi di Indonesia ? ada dua ide yang di kemukakan oleh Jony Eko Yulianto seorang psikolog sosiaal yang berfokus pada masalah intolransi, pertama dengan melakukan kegiatan lintas kelompok lebih luas, lintas partai politik maupunn lintas lainya yang bertujuan untuk menciptakankategori social yang baru.
Sedangkan upaya yang kedua yaitu dengan menggandeng serta media, media memiliki peran penting dalam memunculakn kisah keharmonisan antar suku yang erat, tentang agama yang taat dan tentang politik yang dinamis, sehingga kita tidak di suguhkan dengan perpecahan antar bangsa sendiri. Dua upaya tersebut di harapakan dapat merubah Kembali keadaan Indonesia menjadi negara yang Kembali kuat rasa toleransianya dan memusnahkan rasa intoleransi untuk mewujudkan negara Indonesia yang lebih baik.
Sri Pujianti Nurohmah
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam
Kp. Cipanas Rt. 06/ Rw. 05 Des. Margamukti
Kec. Pangalengan Kab. Bandung Prov. Jawa Barat
No Hp. 081394569319
Tidak ada komentar
Posting Komentar