Peran para pemuda merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan peradaban dan menjadi khalifah dalam suatu bangsa. Jiwa seorang pemuda dalam menumbuhkembangkan generasi emas bangsa yang menjalankan hidupnya sesuai dengan tatanan agama dan mencintai negara sepenuhnya. Mendengar kata pemuda, hal itu sejatinya tidak bisa terlepas dari agama dan negara, bukan karena sebab para pemuda adalah orang yang menciptakan kemerdekaan akan tetapi lebih dari pada itu, para pemuda adalah harapan dan pemimpin agama dan negara (Q.S Al-Baqarah: 30).
Ditangan pemudalah urusan ummat dan dikakinyalah kehidupannya. Agama pun juga menaruh harapan buat para pemuda, agama mencerminkan majunya urusan umat itu ditangan dan kakinya para pemuda, artinya apa yang dilakukan pemuda untuk agama pasti akan memajukan agamanya. Pemuda harus memiliki karakter dan akhlak yang mulia sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh agama islam, antara lain sikap baik kepada orang lain, menyikapi situasi dengan lapang dada, serta menjadi orang yang benar.
Pemuda adalah tombak penting dalam masa depan suatu bangsa. Begitu pun dalam beragama, pemuda merupakan usia yang ideal untuk memberi dan mencurahkan segenap tenaga, pemikiran, kemampuan berkarya, berdaya dan memberi manfaat. Pemuda juga berperan penting dalam menciptakan sejarah dalam agama dan bangsa. Dalam Al-Qur'an, yang dimaksud pemuda ialah mereka yang punya prestasi, kepercayaan, ketegaran dan visi kedepan.
Pemuda juga harus memiliki keyakinan dan keteguhan iman untuk memajukan agama dan bangsa, salah satu kisah yang bisa diteladani para pemuda salah Ashhabul Kahfi (penghuni gua) dan peristiwa yang terjadi pada mereka adalah perkara yang luar biasa untuk menjadi sebuah tanda kekuasaan Allah dan perkara yang mengagumkan pada ketentuan hikmah-Nya. Hingga beranggapan tidak ada kisah dan peristiwa lain yang sepadan dengannya.
Tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT yang sangat menakjubkan setaraf dengan tanda-tanda kebesaran Allah SWT pada peristiwa Ashhabul Kahfi, Allah SWT senantiasa memperlihatkan kepada para hamba-Nya tanda-tanda kebesaran-Nya. Bahkan pada diri mereka sendiri, sehingga kebenaran menjadi jelas dari kebatilan, menjadi jelas pula antara petunjuk dibandingkan dengan kesesatan. Kisah Ashhabul Kahfi ini termasuk perkara yang menakjubkan dan termasuk salah satu tanda kekuasaan Allah yang mengagumkan. Lalu pelajaran apa yang bisa para pemuda pelajari dan teladani dari kisah Ashhabul Kahfi?
Pertama, meneguhkan keimanan hanya kepada Allah SWT semata, dengan kita meneguhkan keimanan niscaya Allah SWT akan memberikan kesabaran dan mengokohkan hati kita dengan cahaya keimanan, dan kemudian Allah SWT akan menambahkan hidayah atas diri kita. Maksudnya, disebabkan hidayah kepada keimanan, maka Allah menambahkan petunjuk kepada kita, yakni berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. (Q.S Maryam: 76).
Kedua, tidak boleh meminta hidayah kecuali hanya kepada Allah. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dzar, ''Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali mereka yang Aku berikan hidayah, karena itu mintalah hidayah itu niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian'' (HR Tirmidzi). Dari hadis itu kita bisa melihat bahwa hidayah, atau yang sering kita sebut dengan petunjuk, sangat terbuka dan mudah didapatkan. Hanya saja hidayah itu menjadi hak mutlak Allah SWT. Kunci untuk mendapatkan hidayah hanya memohon atau berdoa kepada Allah SWT.
Sikap-sikap yang ditunjukan dalam kisah ashabul kahfi menjadi teladan bagi kita para pemuda untuk memadukan antara ikrar terhadap tauhid rububiyyah dengan tauhid uluhiyyah dan konsisten dengannya, disertai dengan penjelasan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Haq, dan selain-Nya merupakan kebatilan.
Aneu Anggar Nauli, Mahasiswa KPI 5A
Ditangan pemudalah urusan ummat dan dikakinyalah kehidupannya. Agama pun juga menaruh harapan buat para pemuda, agama mencerminkan majunya urusan umat itu ditangan dan kakinya para pemuda, artinya apa yang dilakukan pemuda untuk agama pasti akan memajukan agamanya. Pemuda harus memiliki karakter dan akhlak yang mulia sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh agama islam, antara lain sikap baik kepada orang lain, menyikapi situasi dengan lapang dada, serta menjadi orang yang benar.
Pemuda adalah tombak penting dalam masa depan suatu bangsa. Begitu pun dalam beragama, pemuda merupakan usia yang ideal untuk memberi dan mencurahkan segenap tenaga, pemikiran, kemampuan berkarya, berdaya dan memberi manfaat. Pemuda juga berperan penting dalam menciptakan sejarah dalam agama dan bangsa. Dalam Al-Qur'an, yang dimaksud pemuda ialah mereka yang punya prestasi, kepercayaan, ketegaran dan visi kedepan.
Pemuda juga harus memiliki keyakinan dan keteguhan iman untuk memajukan agama dan bangsa, salah satu kisah yang bisa diteladani para pemuda salah Ashhabul Kahfi (penghuni gua) dan peristiwa yang terjadi pada mereka adalah perkara yang luar biasa untuk menjadi sebuah tanda kekuasaan Allah dan perkara yang mengagumkan pada ketentuan hikmah-Nya. Hingga beranggapan tidak ada kisah dan peristiwa lain yang sepadan dengannya.
Tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT yang sangat menakjubkan setaraf dengan tanda-tanda kebesaran Allah SWT pada peristiwa Ashhabul Kahfi, Allah SWT senantiasa memperlihatkan kepada para hamba-Nya tanda-tanda kebesaran-Nya. Bahkan pada diri mereka sendiri, sehingga kebenaran menjadi jelas dari kebatilan, menjadi jelas pula antara petunjuk dibandingkan dengan kesesatan. Kisah Ashhabul Kahfi ini termasuk perkara yang menakjubkan dan termasuk salah satu tanda kekuasaan Allah yang mengagumkan. Lalu pelajaran apa yang bisa para pemuda pelajari dan teladani dari kisah Ashhabul Kahfi?
Pertama, meneguhkan keimanan hanya kepada Allah SWT semata, dengan kita meneguhkan keimanan niscaya Allah SWT akan memberikan kesabaran dan mengokohkan hati kita dengan cahaya keimanan, dan kemudian Allah SWT akan menambahkan hidayah atas diri kita. Maksudnya, disebabkan hidayah kepada keimanan, maka Allah menambahkan petunjuk kepada kita, yakni berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. (Q.S Maryam: 76).
Kedua, tidak boleh meminta hidayah kecuali hanya kepada Allah. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dzar, ''Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali mereka yang Aku berikan hidayah, karena itu mintalah hidayah itu niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian'' (HR Tirmidzi). Dari hadis itu kita bisa melihat bahwa hidayah, atau yang sering kita sebut dengan petunjuk, sangat terbuka dan mudah didapatkan. Hanya saja hidayah itu menjadi hak mutlak Allah SWT. Kunci untuk mendapatkan hidayah hanya memohon atau berdoa kepada Allah SWT.
Sikap-sikap yang ditunjukan dalam kisah ashabul kahfi menjadi teladan bagi kita para pemuda untuk memadukan antara ikrar terhadap tauhid rububiyyah dengan tauhid uluhiyyah dan konsisten dengannya, disertai dengan penjelasan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Haq, dan selain-Nya merupakan kebatilan.
Aneu Anggar Nauli, Mahasiswa KPI 5A
Tidak ada komentar
Posting Komentar