Sejatinya musibah merupakan sebuah bentuk cinta kasihnya Pencipta kepada kita. Kita yang sering lupa, sering lalai, diperingatkan oleh Allah. Untuk lebih mencintai dan merawat alam tempat kita tinggal. Namun beberapa bencana berada di luar kendali manusia dan hal tersebut tak dapat terelakkan serta dapat terjadi kapan saja. Itu artinya Allah masih memperhatikan kita.
Ketika Allah mencintai satu kaum, Allah akan memberikan ujian-ujiannya. Jadi barang siapa yang sabar dan rida menerima ujian, maka Allah juga akan mengangkat derajatnya. Jika lulus ujian, maka mulia pula di sisi Allah.
Baru baru ini berita duka datang dari Gunung Semeru atau Gunung Meru yang merupakan gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru sendiri adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa, yang memiliki puncak bernama Mahameru, dengan ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung yang sangat megah dan indah namun dalam sekejap dapat menimbulkan duka yang mendalam ketika terjadi erupsi.
Erupsi secara ilmiah merupakan aktivitas gunung aktif yang sudah tak dapat dihindarkan. gejolak magma yang tersimpan didalam perut bumi suatu ketika termuntahkan ke daratan dan merusak daerah sekitar gunung berapi hingga membinasakan kehidupan yang ada di sana. Gunung Semeru sendiri sepanjang tahun telah mengeluarkan erupsi erupsi kecil namun di penghujung tahun 2021 gunung ini mengeluarkan erupsi yang cukup besar.
Pada hari Jumat, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.30 ciptaan Tuhan yang megah ini erupsi. mengeluarkan lahar panas dan asapnya membumbung ke udara. mematikan semua yang bernyawa dalam jarak kilometer darinya, merusak pemukiman dan lahan pekarangan warga. tercatat, setidaknya 56 jiwa luka-luka, 17 jiwa hilang dan 34 jiwa meninggal dunia. Diperkirakan jumlah populasi terdampak mencapai 5.205 jiwa dan 2970 unit rumah terdampak. Adapun Bangunan fasilitas pendidikan yang terdampak sebanyak 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit. Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi mencapai 3.697 jiwa dengan sebagian besar merupakan warga Kabupaten Lumajang dan 24 jiwa sisanya merupakan warga Kabupaten Malang. Data tersebut masih sementara dan posko pencatatan data akan terus melakukan pemutakhiran serta validasi terkait perkembangan data yang akurat serta aktual.
Indonesia merasakan duka mendalam dengan adanya bencana ini terbukti dengan trendingnya tagar #Semeru di media sosial dan ucapan belasungkawa dari banyak publik figur serta warganet. Seolah turut merasakan kehilangan atas yang terjadi pada warga sekitar Gunung Semeru, warganet berbondong bondong melakukan aksi sosial dari rumah masing-masing seperti melakukan pengumpulan dana secara online dan melakukan penggalangan dana dari platform seperti kitabisa.com.
Begitupun dengan bencana alam lain yang terjadi di suatu tempat, merupakan sebuah bentuk tanda peringatan dari Pencipta bagi orang yang berakal. Tuhan menghendaki bencana terjadi pada suatu kaum di sebuah daerah bukan tanpa alasan. Hal ini pula yang menjadikan kita sebagai manusia yang dikaruniai akal untuk dapat melihat kebesaran Sang Pencipta. Sebagai contoh, bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi di Jawa Timur. Bukan berarti bencana tersebur hanya menjadi musibah bagi penduduk semeru. Saudara-saudara kita yang terdampak erupsi semeru pun menjadikan bencana ini merupakan duka kita bersama. Oleh karena itu Pencipta memberikan teguran melalui bencana tersebut agar kita pun dapat memperbaiki diri dan semakin mendekat kepada Pencipta di dunia yang fana ini.
Hindun Suaidah Dini Nasution
Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar