Dampak Terjadinya Erupsi Gunung Semeru

Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II atau Waspada.

Dampak erupsi tersebut, jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari putus. Jembatan ini merupakan penghubung jalan nasional antara Kabupaten Lumajang dan Malang yang merupakan jalur evakuasi penting.

Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru disebutkan berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Ujung  lidah lava ke Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan, dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Seperti yang kita ketahahui Usai kejadian awan panas guguran pada 1 Desember 2020, secara visual menunjukkan masih tingginya kejadian guguran lava pijar dengan jarak luncur berkisar antara 500-1.000 meter arah Besuk Kobokan, sedangkan awan panas guguran masih teramati sebanyak 1 kejadian Kegempaan masih berfluktuatif, didominasi oleh gempa-gempa permukaan. Jumlah kejadian gempa guguran, gempa letusan, gempa hembusan, dan getaran tremor harmonik dalam periode ini masih tinggi, hal ini mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan masih terjadi.


Safinatunnajah

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024