Yuk, Saring Sebelum Sharing

Tak bisa di pungkiri, Era globalisasi menjadikan masyarakat tunduk pada perkembangan teknologi. Mereka akan terus mengikuti arus perubahan pada kebiasaan ataupun gaya hidup melalui berbagai macam teknologi yang bermunculan. Salah satu produk teknologi berbasis informasi yang hampir di miliki oleh setiap individu ialah ponsel. mereka menjadikan ponsel sebagai bagian yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan rutin dan merupakan barang yang wajib selalu di bawa kemanapun ia akan pergi.

Jumlah pengguna ponsel di seluruh dunia menurut laporan dari Stock Apps mencapai 5,3 miliar pada bulan Juli 2021 atau separuh dari total populasi penduduk dunia. Kebanyakan orang menggunakan  ponselnya untuk bermain media sosial berupa Whatsaap, Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, dan sebagainya. Di perkirakan jumlah pengguna media sosial di awal tahun 2021 mencapai 4,2 miliar dan rata-rata bertambah lebih dari 1,3 juta pengguna baru media sosial setiap harinya  sejak 2020.

Berdasarkan pada data tersebut menunjukkan tingkat ketertarikan masyarakat dalam bermain media sosial sangatlah tinggi. Namun dari maraknya pengguna media sosial tak sebanding dengan punahnya etika yang mereka lontarkan melalui jari jemarinya. Tidak semua orang bisa bersikap bijak dalam menggunakan media sosial. Kebanyakan dari mereka justru kurang memahami etika dan ketentuan dalam bermedia sosial bahkan menyalahgunakan fungsi dari adanya media sosial tersebut.

Saat ini, hoaks masih menjadi isu utama di media sosial. Beredarnya berbagai berita bohong tersebut seakan akan langsung di telan mentah begitu saja oleh masyarakat tanpa mencari tahu sumber informasi yang akurat. Penyebaran berita hoax awalnya hanya dianggap sebagai guyonan oleh oknum yang tak bertanggung jawab yang menimbulkan keresahan dan kebingungan bagi masyarakat. Mereka tak meyadari bahwa tindakan tersebut bukan hanya akan merugikan dirinya sendiri melainkan akan berdampak pada orang lain dan masyarakat luas.

Umumnya masyarakat banyak menyebarkan berita hoaks karena ia merasa bangga sebagai orang pertama yang menyebarluaskan informasi baru. Mereka lebih lebih suka berbagi namun malas ntuk membaca. Sekalipun membaca tidak tuntas sampai keseluruhan isi berita, sehingga terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan maksud dari berita tesebut.

Menyebarluaskan berita memang tidak dilarang selama tidak bertentangan dengan fakta yang sebenarnya. Akan tetapi, kita harus bisa menangkal hal-hal yang berbau hoaks agar tidak menyebar luas. Hal yang dapat kita lakukan ialah memperhatikan dengan teliti setiap kali kita menerima berita atau informasi. Jika kita berkeinginan untuk menyebarkan suatu berita pastikan membaca keseluruhan isi berita untuk memastikan isi berita tersebut mengandung validasi atau sesuai fakta. Jika masih ragu dengan keakuratan berita tersebut, kita cukup membaca saja tidak sampai menyebarluaskannya.

Untuk itu, kita mesti bijak dalam menyikapi informasi dari media sosial dengan memahami ketentuan dan etika pada saat menggunakannya. Pentingnya menyaring informasi sebelum menyebarluaskan perlu untuk di budayakan supaya menjadikan kita pengguna media sosial yang bijaksana. Yuk, saring dulu sebelum sharing !

 

Nisa Fadhilah

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024