Arogan Memakan Korban

                                 Oleh: Selpi Maryanti

Kasus arogansi antar pengendara dirasa sudah tidak asing lagi bagi mata dan telinga kita. Setiap tahunnya, kasus ini senantiasa menghiasi media sosial kita. Bahkan, kasus arogansi terkesan seperti tren yang tak berkesudahan. Dari mulai perbedaan jenis kendaraan, pelat nomor, atribut berkendara, parkir sembarangan, ego dan suasana antar sesama pengendara merupakan pemicu utama terjadinya arogansi di jalan raya.
Dalam kehidupan terkadang hal yang dirasa sepele justru memiliki dampak yang besar. Begitupun dalam persoalan arogansi di jalan raya ini. Contohnya saja seperti sikap individual dan mendahulukan kepentingan pribadi antar sesama pengendara. Apabila sikap tersebut selalu diutamakan tidak menutup kemungkinan sikap aroganlah yang akan menguasai kita.

Pertikaian antar pengendara merupakan salah satu contoh hal yang ditimbulkan dari sikap arogan di jalan raya. Kemudian sikap arogan juga tak jarang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Padahal, apabila setiap orangnya memiliki sedikit saja rasa untuk saling memahami satu sama lain segala pertikaian dan timbulnya korban akan terminimalisir. Pada akhirnya, kenyamanan sesama pun akan timbul dan kita juga yang merasakannya.

Kita sebagai manusia haruslah memiliki rasa kemanusiaan untuk tidak menambah korban. Mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu dengan menanamkan sikap saling menghargai dan memahami antar sesama pengendara. Kemudian, apabila kita bertemu dengan pengendara yang arogan, sebaiknya kita menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

Ingatlah tujuan awal saat berkendara ialah sampai ditujuan dengan selamat. Hati-hati, dinginkan hati, jangan mudah terprovokasi, tenangkan diri tanpa harus ada aksi apalagi saksi.

Penulis, Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024