Atribut Pengendara Menimbulkan Arogansi

Oleh : Raudya Tuzzahra

Setiap pengendara di jalan raya berpotensi memiliki sifat arogan. Pengendara yang memiliki sifat arogan cenderung menimbulkan gaya mengemudi yang agresif. Pengendara yang agresif mempunyai masalah seperti kondisi fisik, susasana hati, lelah, bahkan ego yang tinggi sehingga mentalnya terganggu.

Selain itu, atribut yang digunakan pengendara dapat memicu berbuat arogan ketika berkendara karena merasa bahwa dirinya terfasilitasi. Tak jarang kekerasan di jalan raya terjadi karena pengendara yang arogan. Padahal di jalan raya seluruh pengendara memiliki hak yang sama, tidak ada perbedaan.

Pengendara yang memiliki atribut bersikap arogan karena merasa memiliki power. Atribut yang digunakan dijadikan alasan untuk mendapatkan prioritas di jalan raya. Pengendara yang menggunakan atribut cenderung melakukan hal sewenang-wenang dan melakukan intimidasi. Emosi pengendara yang tidak dapat terkontrol menjadikan sikap pengendara yang arogan.

Pengendara di jalan raya tidak bisa seenaknya, karena di jalan raya juga mempunyai aturan-aturan lalu lintas seperti rambu-rambu yang harus ditaati. Budaya pengendara di jalan raya yang sulit dirubah yakni gengsi atau malu. Gengsi ketika melanggar sehingga berperilaku tidak sopan, tidak menaati aturan, dan arogan.

Adapun di jalan, tindakan arogan tentu tidak dibenarkan. Semua pengendara harus tetap menaati rambu-rambu lalu lintas yang ada. Atribut jangan dijadikan identitas untuk mendapatkan prioritas dan melakukan hal seenaknya di jalan raya. Mengemudi lah dengan bijak tanpa arogan karena semua pengendara memiliki hak yang sama.

Mahasiswi KPI UIN SGD BANDUNG

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024