Oleh: Syfa Fauziyah
Keselamatan dalam berkendara merupakan harapan bagi setiap pengendara di jalanan, baik itu pengendara motor, mobil, angkutan umum dan sebagainya. Namun, tidak dapat dipungkiri juga banyak hal-hal di luar dugaan yang bisa terjadi di jalanan. Misalnya, kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan bahkan ada oknum-oknum pengendara arogan yang memicu terjadinya masalah, serta banyak peristiwa lain yang dapat membahayakan pengguna jalan, baik pengendara atau pejalan kaki.
Berbicara tentang pengendara yang arogan, hingga saat ini masih banyak kasus yang terkait dengan hal tersebut. Penyebab dari pengendara yang bersikap arogan salah satunya adalah karena faktor emosinya yang tidak stabil, sehingga menyebabkan si pengendara melampiaskan kekesalannya di jalanan. Sudah jelas, itu merupakan hal yang buruk yang bisa sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, disebabkan oleh pengendara yang lebih mementingkan sikap arogan dibanding keselamatan antar pengendara di jalan. Misalnya saja terjadi pemukulan dan perkelahian antara sesama pengendara, dan lain sebagainya.
Apabila seorang pengendara sedang mengalami sebuah keadaan emosional yang buruk, sebaiknya untuk menenangkan diri terlebih dahulu, menunda perjalanan ataupun menepi untuk beristirahat sebentar sampai emosinya stabil lagi. Setelah itu, seorang pengendara dapat merasa nyaman ketika berkendara serta keselamatan pun terjamin, bukan hanya untuk dirinya saja tetapi juga untuk pengguna jalan lain.
Seorang pengendara yang baik, seharusnya bisa menerapkan etika-etika berkendara serta tidak melanggarnya. Jika etika-etika berkendara tidak diterapkan atau dilakukan maka situasi jalanan akan menjadi kacau dan hal tersebut akan berdampak buruk bagi semua pengguna jalan. Sesama pengguna jalan seharusnya saling menghargai bukan saling merasa paling tinggi kasta atau jabatannya, karena ketika di jalan semuanya mempunyai hak yang sama, baik itu pejabat atau rakyat biasa. Ingatlah, kita harus mendahulukan keselamatan bukan bersikukuh dalam sikap arogan.
Mahasiswa KPI 3D UIN SGD Bandung
Berbicara tentang pengendara yang arogan, hingga saat ini masih banyak kasus yang terkait dengan hal tersebut. Penyebab dari pengendara yang bersikap arogan salah satunya adalah karena faktor emosinya yang tidak stabil, sehingga menyebabkan si pengendara melampiaskan kekesalannya di jalanan. Sudah jelas, itu merupakan hal yang buruk yang bisa sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, disebabkan oleh pengendara yang lebih mementingkan sikap arogan dibanding keselamatan antar pengendara di jalan. Misalnya saja terjadi pemukulan dan perkelahian antara sesama pengendara, dan lain sebagainya.
Apabila seorang pengendara sedang mengalami sebuah keadaan emosional yang buruk, sebaiknya untuk menenangkan diri terlebih dahulu, menunda perjalanan ataupun menepi untuk beristirahat sebentar sampai emosinya stabil lagi. Setelah itu, seorang pengendara dapat merasa nyaman ketika berkendara serta keselamatan pun terjamin, bukan hanya untuk dirinya saja tetapi juga untuk pengguna jalan lain.
Seorang pengendara yang baik, seharusnya bisa menerapkan etika-etika berkendara serta tidak melanggarnya. Jika etika-etika berkendara tidak diterapkan atau dilakukan maka situasi jalanan akan menjadi kacau dan hal tersebut akan berdampak buruk bagi semua pengguna jalan. Sesama pengguna jalan seharusnya saling menghargai bukan saling merasa paling tinggi kasta atau jabatannya, karena ketika di jalan semuanya mempunyai hak yang sama, baik itu pejabat atau rakyat biasa. Ingatlah, kita harus mendahulukan keselamatan bukan bersikukuh dalam sikap arogan.
Mahasiswa KPI 3D UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar