Duka Kanjuruhan, Tragedi Fanatisme

Tragedi Sepak bola di Stadion Kanjuruhan adalah insiden saling injak yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan setidaknya 135 orang dan 575 orang lainnya mengalami luka. Insiden ini terpicu lantaran supporter Arema Malang, Aremania, tak terima tim yang didukungnya kalah dalam pertandingan melawan Persebaya Surabaya.

 

Saling tuding siapa yang salah tak terhindarkan. Banyak opini dari masyarakat yang menyalahkan baik supporter, pihak apparat, bahkan pihak penyelenggara. Di samping itu, pihak FIFA telah melirik kejadian ini dan mulai mempersoalkan bagaimana nasib eksistensi sepak bola Indonesia selanjutnya. Hingga saat ini, banyaknya spekulasi dari berbagai pihak menghiasi narasi kambing hitam dan kelangsungan pertanggungjawaban seluruh pihak yang terkait.

 

Sebenarnya, seluruh benang merah tragedi dan hal-hal yang terjadi setelahnya adalah hanya karena fanatisme belaka. Hanya karena rasa kecewa seorang fans kepada idolanya karena tidak bisa bertanding sesuai harapan. Hanya karena sekelumit uneg-uneg kecil yang mengganjal di benak seorang penggemar terhadap jagoannya yang kalah bertanding. Semua itu berawal dari satu hal kecil yang ada di dalam hati.

 

Dari kejadian ini, kita tahu bahwa sebenarnya bara kecil dalam hati bisa menyulut api yang besar dan membakar semua yang ada. Bahwa sebenarnya ego dan emosi bisa membuat suatu tindakan tak disangka dan merugikan banyak orang. Dari kejadian ini, kita tahu bahwa sebenarnya berbesar hati menerima kekalahan adalah tindakan heroik dan patut mendapat sanjungan.

 

Terlepas dari siapa yang salah, siapa yang bertanggungjawab, siapa yang seharusnya diadili, semua ini adalah pelajaran bagi kita semua. Bahwa fanatisme hanyalah kebutaan belaka. Membutakan hati kita semua dan menjadikannya gelap akan rasa kemanusiaan dan rasa bersalah. Membutakan diri kita dan menjadikannya alat pelepas amarah dan nafsu yang meledak dalam jiwa. Fanatisme membawa tragedi, fanatisme harus berakhir.

 

Fatih Naja Kariem KPI 3B

 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024