Etika Para Pemuda Di Jalan Raya

Oleh : Raihan Rivaldi Malik


Selamat datang di era kehancuran, dimana belum lama ini, banyak sekali kejadian tentang arogansi para pemuda di jalan raya, terutama yang sangat menjadi sorotan adalah para geng motor siswa SMP dan SMA. Mereka orang yang belum mempunyai SIM sehingga tidak bisa berkendara dengan baik di jalan umum dan sering mengganggu aktifitas masyarakat.

Dengan konvoi, membuka jalan yang mengganggu ketenangan, hingga tak jarang sampai ada yang membawa senjata tajam hingga memukulkan ke pengguna jalan lain yang tak bersalah karena terpengaruh minuman keras, hilangnya budaya saling menghargai di jalan.

Seberapa pentingnya memberantas para geng motor di lingkungan masyarakat? Sampai bisa semaunya di jalan umum, arogan dalam berkendara sehingga tak jarang menjadikan masyarakat celaka. Kita sebagai warga biasa hanya bisa mengalah tak bisa melawan, para pemuda yang seharusnya fokus untuk belajar malah berperilaku buruk padahal para pemuda adalah aset bangsa untuk bisa berproses sehingga memajukan negara Indonesia kedepannya.

Selangkah maju kedepan dalam pembangunan jalan, lima langkah kebelakang dalam etika berkendara. Sekolah seharusnya sering mengadakan sosialisasi dimulai dari hal kecil yaitu dilarang membawa kendaraan pribadi ke sekolah mengutamakan kepentingan dalam menuntut ilmu bukan gengsi semata.

Selamat tinggal era kehancuran, lupakan harapan masyarakat dan kehidupan para pemuda yang baik. Menjauh dari akar masalah, mendekatkan kepada kebodohan yang di pertahankan. Sekolah harus cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan ini, apakah mereka para pelajar yang  arogan di jalan raya akan berfikir kalau perilakunya akan dianggap wajar karena masih dibawah umur.

 

Penulis, Mahasiswa KPI UIN Bandung 



Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024