Oleh : Rifa Nurfadilah
Siapa yang bilang alam tidak bisa marah dan bosan? Alam yang kita pijak saat ini juga punya perasaan yang sering dilupakan oleh penghuninya. Ketika keangkuhan dan keserakahan manusia terhadap alam ini sudah melampaui batasnya, maka amarah alam ini akan muncul dengan sendirinya.
Gunung akan meruntuhkan amarahnya ketika pepohonan yang menyelimuti dirinya mulai habis direnggut tangan orang-orang serakah. Sungai akan meluapkan amarahnya ketika airnya sulit untuk mengalir karena sampah-sampah yang dibuang oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Hutan juga akan marah ketika tanah yang awalnya rimbun dengan pohon-pohon yang rindang berubah menjadi kering dan gersang karena ulah tangan orang-orang serakah.
Hal yang kita anggap adalah sebuah bencana membuat kita lupa bahwa tidak sedikit yang menjadi penyebab utamanya adalah ulah dari kita sendiri selaku manusia. Tangan kita terlalu serakah, merenggut segala macam yang ada di alam ini sesuka hati. Kita tidak memikirkan dampak yang akan ditimbulkan ke depannya.
Contohnya, seperti yang disebutkan di awal, penebangan pohon secara terus-menerus di daerah pegunungan perlahan-lahan membuat tanah sulit mengikat air yang datang ketika hujan, sehingga menimbulkan longsor. Sungai akan meluap ketika sampah yang diabuang secara sembarangan sudah melampaui batasnya. Dan kebakaran hutan pun akan terjadi ketika pepohonannya sudah habis ditebang.
Tuhan sudah memberikan kita gelar selaku khalifah di bumi ini, tujuannya agar kita mampu memimpin diri kita sendiri ataupun orang lain untuk menjaga dan merawat bumi ini. Maka seharusnya kita sadar akan kedudukan kita, dunia ini adalah milik Tuhan, bukan milik manusia. Tugas kita adalah menjaga, bukan merusak. Jaga bumi ini, maka hidup kita akan ikut terjaga.
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung
08999082619/rifanurfadilah02@gmail.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar