Sabtu, 1 Oktober 2002 diadakan pertandingan sepakbola antara Arema Fc melawan Persebaya Surabaya, pasalnya kedua team ini memang terkenal dengan rivalitasnya, tensi pertandingan yang tinggi ditambah team tuan rumah (Arema Fc) menelan kekalahan dari rival abadinya, menyebabkan suporter Arema murka, pasalnya ini kekelahan ke tiga beruntun mereka ketika bertanding di kandang.
Akhirnya banyak suporter yang tidak bisa mengendalikan emosinya turun kelapangan dan membuat keadaan tak terkendali, lalu pihak aparat yang berjaga di stadion pun, meluncurkan air penembak dan gas air mata, namun naasnya gas air mata itu ada di barisan suporter yang berada di tribun, sehingga menyebabkan para suporter kacau karena ingin menyelamatkan dirinya sendiri.
Hal itu membuat suasana di tribun menjadi sangat kacau dan menyebabkan penumpukan suporter di satu titik, karena sangat sedikit nya ruang dan terkuncinya pintu keluar, akhirnya anak-anak dan perempuan pun menjadi korbannya karena tidak bisa menyelamatkan diri, bukan hanya itu, remaja dan orang dewasa pun menjadi korban dari kekacauan yang terjadi pada saat itu.
Sangat disayangkan sekali kejadian seperti ini bisa terjadi, karena banyak korban yang meninggal, menjadikan tragedi Kanjuruhan Malang ini menjadi korban paling banyak kedua di dunia sepakbola, pastinya hal ini akan merembet ke ranah sepakbola yang lain, seperti sangsi yang di berikan FIFA, maupun PSSI.
Padahal saat ini, timnas Indonesia sudah lolos ke piala Asia, pun Indonesia akan menjadi tuan rumah piala dunia U-20, semua bisa saja menjadi sirna karena sangsi yang diberikan oleh federasi FIFA, laga-laga lain pun menjadi ditunda karena kejadian ini.
Semoga dengan terjadinya kejadian ini, seluruh suporter di dunia, khususnya Indonesia bisa menjadikan nya sebagai pelajaran berharga, bisa lebih dewasa kembali dalam mendukung tim kebanggaannya, karena tidak ada sepakbola seharga nyawa.
Jl Bojongsoang
Mahasiswa KPI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Repi Muhamad Rizki
081321785234
Tidak ada komentar
Posting Komentar