Peringati Kelahiran Nabi, DKM Al-Alif Undang Ustadz Tatang

Dakwahpos.com, Bandung - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Alif  mengundang ustadz Tatang untuk mengisi kajian ibu-ibu pada malam senin di masjid Al-Alif. Mengingat telah masuknya bulan Rabi'ul Awal yaitu bulan kelahiran Nabi, ustadz Tatang memberikan kajian tentang kisah Rasulullah, Minggu (2/10/2022).  

Kegiatan yang diikuti oleh ibu-ibu ini, dilakukan setelah para jama'ah masjid Al-Alif melaksanakan sholat maghrib sampai menunggu isya. "Sebelum kajian dimulai, petugas  mengumumkan terlebih dahulu kepada para warga bahwa pengajian akan segera dimulai agar para warga yang masih di rumah dan ingin mengikuti kajian dapat segera datang ke masjid," ujar Pak Toto selaku ketua DKM Al-Alif pada wawancara, Minggu (2/10/2022).
Dalam kajian malam senin itu, ustadz Tatang menceritakan kisah dan sifat-sifat nabi yang mulia. Beliau menceritakan bahwa Rasullullah SAW lahir pada 12 Rabi'ul  Awal tahun Gajah. Kenapa tahun itu disebut tahun Gajah karena pada tahun ini terdapat peristiwa besar yaitu pasukan gajah raja Abrahah ingin menghancurkan Mekah. Namun, dengan pertolongan Allah dengan dikirimkannya burung ababil yang melempari pasukan gajah dengan batu sehingga mereka pun mundur dan mekah dapat terselamatkan atas izin Allah.  
Dalam kajian malam itu, ustadz Tatang juga menceritakan tentang sifat-sifat rasul yang terdapat dalam Q.S. Al-Fath yaitu keras terhadap bentuk kekafiran tapi mempunyai rasa kasih sayang kepada siapa saja. Seperti kisah nabi dengan orang yang selalu meludahi nabi, ketika nabi lewat tapi tidak ada yang meludahinya lagi karena sakit, nabi mencarinya dan menjenguknya. Atas kemuliaan akhlaq rasul dan atas izin Allah orang yang dulu meludahi nabi itu masuk islam.  

Ustadz Tatang juga menceritakan tentang perang Badar dan perang Uhud. Beliau menuturkan bahwa perang uhud adalah ajang balas dendam kafir Qursaisy atas kekalahannya di perang Badar, dimana di perang Badar terbunuhlah ayahanda Hindun maka dari itu Hindun ingin membalas dendam pada perang Uhud dengan mengutus Wahsyi seorang budak Jubair bin Muth'im untuk menombak paman Nabi yaitu Hamzah. Atas izin Allah, lima tahun kemudian Wahsyi mencari rasul dan masuk islam. Setelah menjadi muslim, Wahsyi menjadi satu-satunya sahabat yang enggan Rasul temui karna nabi masih merasakan sakit hati atas terbunuhnya sayyidina Hamzah.  

"Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Rasul yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan ini. Rasul mengajarkan bahwa tetap berbuat baiklah kepada orang yang mendzalimi, sebagaimana rasul tetap menjenguk orang yang meludahinya dan orang itu pun luluh dengan sikap nabi kemudian masuk islam." Ujar ustadz Tatang. Beliau melanjutkan "dari sejarah dapat kita lihat bahwa ketika umat islam menjadi mayoritas maka umat yang lain tetap aman, tapi sebaliknya ketika umat islam menjadi minoritas maka keamanan umat islam tidak terjamin" tutur ustadz Tatang pafda penutupan kajian malam senin, Minggu (2/10/2022). 
 
(Fitri Anggraini, KPI/3B)

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024