Ustaz Dimas Paparkan Tafsir Surah Ibrahim Ayat 38-40

Dakwahpos.com, Bandung - Sudah menjadi kegiatan rutin bahwa di setiap hari Minggu, DKM Al-Furqon mengadakan kajian tafsir ayat Al-Quran. Pada Minggu pekan lalu (9/10), ayat yang dibahas adalah surah Ibrahim ayat 38-40 dengan diikuti 30 orang ibu-ibu dan dipimpin Ustaz Didi Mashudi yang kerap dipanggil Ustaz Dimas.

Kajian tafsir diawali dengan pembacaan asmaul husna beserta sholawat nahriyah yang dipimpin Ustazah Muyassaroh. Dilanjutkan dengan doa sebelum belajar dan sima' Al-Quran di mana seorang jemaah mendengarkan jemaah lain yang membaca Al-Quran.

Sima' Al-Quran tersebut berlangsung hingga Ustaz Dimas datang. Namun sebelum membahas tafsir, beliau terlebih dulu menyampaikan beberapa hal terkait kepengurusan DKM Al-Furqon. Di antaranya mengenai bendahara DKM yang mengundurkan diri dan kepemimpinannya sebagai ketua DKM yang akan berakhir di bulan Februari mendatang.

Setelah hal-hal tersebut tersampaikan, Ustaz Dimas mengawali kajian tafsir dengan membaca surah Ibrahim ayat 38 berikut terjemah per katanya dalam bahasa Sunda. Dalam tafsir yang dipaparkannya, beliau menjelaskan bahwa sifat tahunya Allah berbeda dengan sifat tahunya manusia. Manusia bisa mengetahui sesuatu jika ia melihat, mendengar, merasa, meraba, atau mencium sesuatu tersebut. Sedangkan Allah bisa mengetahui apapun baik yang kita sembunyikan maupun yang kita tampakkan.

"Menurut para ulama, pada diri manusia ada 70 malaikat," ujar Ustaz Dimas. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati ketika berucap meski dalam hati sekalipun. Karena lisan, penglihatan, dan apapun yang kita lakukan dipantau oleh petugas-petugas Allah, yakni malaikat-Nya.

Usai menjelaskan tafsir ayat 38, penjelasan Ustaz Dimas berlanjut dengan tafsir ayat 39 dengan diawali pembacaan ayat beserta terjemah per kata dalam bahasa Sunda.

Pada pembahasan ayat 39, beliau menekankan pentingnya berdoa kepada Allah Swt. Namun dijelaskannya bahwa berdoa haruslah tembus sampai ke hati dan dimengerti. Dan apabila menggunakan bahasa Arab, pembacaan doa tersebut harus benar dalam panjang-pendek beserta makhrojul hurufnya.

"Kalau 'hayya 'ala sholaah', 'lah'-nya panjang, yuk kita sholat. Tapi kalau 'hayya 'ala shoolah', yuk kita ke aula," jelas Ustaz Dimas dengan mencontohkan salah satu kalimat azan.

Berlanjut ke ayat 40, Ustaz Dimas kembali membacakan ayat beserta terjemah per katanya dalam bahasa Sunda. Beliau mengatakan, doa Nabi Ibrahim begitu panjang, yakni dari ayat 35-41 dalam surah Ibrahim. Dan sebagai penutup dari kajiannya, beliau menganjurkan jemaah untuk berdoa dengan sungguh-sungguh.

Kajian tafsir pun ditutup dengan doa dan bersalam-salaman dengan diiringi lantunan istighfar oleh para jemaah.

Reporter : Habibah, KPI/3B

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024