Hilangnya Fungsi Trotoar bagi Pejalan Kaki

Suatu penelitian di Stanford menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan warga yang paling malas jalan kaki. Dibanding warga negara lainnya yang melangkah dengan rata-rata 4.961 langkah per hari, warga Indonesia hanya melangkah hingga 3.513 langkah per hari. Namun, mengapa demikian?

Jika ditilik dari keadaan jalan raya di Indonesia saat ini, ada beberapa alasan yang cukup masuk akal mengapa warga Indonesia malas jalan kaki. Terutama dari segi trotoar. Yang pertama, yaitu trotoar yang tidak memadai. Trotoar yang tidak memadai di sini menunjuk pada jalan trotoar yang cekung, berlubang, goyang jika diinjak, sehingga membuat pejalan kaki tidak nyaman berjalan di sana. Terlebih jika mereka menuntun anak kecil yang baru bisa berjalan atau orang lanjut usia yang telah kabur penglihatannya dan sulit melangkah panjang-panjang.

Alasan yang kedua adalah pengendara motor yang menerobos trotoar untuk menghindari kemacetan. Hal ini terjadi sangat sering dalam keseharian. Padahal kan, tidak hanya pengendara motor yang ingin cepat sampai tujuan. Pejalan kaki juga menginginkan hal yang sama. Tapi ruangnya malah diserobot oleh mereka yang tak seharusnya.

Masih terkait kendaraan, alasan ketiga adalah adanya kendaraan yang terparkir di pinggir jalan. Baik itu mobil maupun motor, jelas menghalangi pejalan kaki untuk berjalan dengan aman. Sehingga mau tak mau mereka harus berjalan sedikit ke tengah jalan raya untuk meneruskan perjalanan.

Alasan selanjutnya yaitu pedagang kaki lima yang berdagang di trotoar. Bahkan ada juga yang sampai "menguasai" trotoar sehingga tidak menyisakan celah bagi pejalan kaki. Lalu alasan yang terakhir adalah sampah baik yang bertumpuk maupun yang berserakan. Selain menghalangi, tentu saja sampah juga menghasilkan aroma tak sedap. Sudah diberi polusi kendaraan, harus mencium aroma sampah pula.

Dari lima alasan yang telah disebutkan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa selain dari fasilitas, kesadaran diri dalam menggunakan jalan raya juga perlu ditingkatkan. Hal ini berlaku bagi kita baik sebagai pengendara maupun pejalan kaki. Mulai dari menggunakan jalur semestinya dalam berkendara, memarkir kendaraan di tempat parkir terdekat, hingga membuang sampah pada tempatnya. Karena dengan membuat orang lain nyaman, sejatinya kita memberi kenyamanan juga pada diri sendiri.

Habibah, KPI 3B

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024