Dakwahpos.com, Bandung - DKM Hailah Rancamanyar bersama PJ PERSISTRI kembali mengundang jemaah pada Kajian Jumat (JIMAT) 11/10/2024 pukul 13.00 - 14.30 WIB.
Ketua PJ PERSISTRI Rancamanyar, Ani Yuliawati menyebut setiap pekan kedua JIMAT, tema yang diangkat adalah tafsir. Pada kegiatan tersebut, pihaknya mengundang ustaz Wawan Setiawan S, Pd. I sebagai pemateri.
Ustaz Wawan Setiawan membahas tafsir Ibnu Katsir Qs. Al-Baqarah (2): 177 di hadapan 38 orang jemaah yang hadir. Lebih lanjut, beliau mengupas bentuk-bentuk kebajikan yang secara eksplisit ada di dalam ayat tersebut.
"Wahai Rasulullah, yang namanya kebajikan itu bukan menghadapkan wajah ke timur dan barat," Ujar ustaz Wawan mengutip awal Qs. Al-Baqarah ayat 177.
Beliau menjelaskan bahwa maksud dari kalimat menghadapkan wajah ke timur dan barat dimaknai sebagai ibadah salat.
"Yang disebut kebaikan itu bukan hanya ibadah salat yang mulanya menghadap ke timur — Baitul Maqdis, kemudian setelah berselang 16 sampai 17 bulan kiblat berubah ke arah barat — Ka'bah, bukan hanya itu," Jelas beliau, menerangkan makna barat dan timur.
Melanjutkan ayat tersebut, beliau menjelaskan kebajikan lain yang pertama adalah beriman kepada Allah, hari akhir, para golongan malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi.
Mengenai iman kepada hari akhir, beliau menyebut hari akhir adalah hari-hari yang belum pernah manusia lalui, berupa kiamat, alam barzah, hari kebangkitan, dll. Sedangkan mengenai iman kepada malaikat, artinya kita mengimani sepuluh golongan malaikat yang wajib kita ketahui. Iman kepada kitab-kitab, artinya mengimani semua kitab dan 100 suhuf yang telah Allah turunkan, sekalipun tidak ada kewajiban bagi kita untuk mengamalkan kitab selain Al-Qur'an.
Kebajikan yang kedua adalah memberikan harta yang layak dikonsumsi dan dipakai atau sedekah kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta dan untuk memerdekakan hamba sahaya.
Kebajikan yang ketiga adalah melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Keempat adalah menepati janji. Kelima adalah bersabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.
"Bersabar dalam keadaan terjepit, kalau dalam bahasa Sunda istilahnya itu seset werat werit, nete semplek, nincak semplak," Pungkas ustaz Wawan ketika mendefinisikan sabar.
Terakhir, beliau menyebut keseluruhan kebajikan itu adalah bentuk manifestasi keimanan seorang manusia dan sebegitu universal Islam memandang kebajikan.
Reporter: Haifa Nailah Muttaqin, KPI 3/A.
Ketua PJ PERSISTRI Rancamanyar, Ani Yuliawati menyebut setiap pekan kedua JIMAT, tema yang diangkat adalah tafsir. Pada kegiatan tersebut, pihaknya mengundang ustaz Wawan Setiawan S, Pd. I sebagai pemateri.
Ustaz Wawan Setiawan membahas tafsir Ibnu Katsir Qs. Al-Baqarah (2): 177 di hadapan 38 orang jemaah yang hadir. Lebih lanjut, beliau mengupas bentuk-bentuk kebajikan yang secara eksplisit ada di dalam ayat tersebut.
"Wahai Rasulullah, yang namanya kebajikan itu bukan menghadapkan wajah ke timur dan barat," Ujar ustaz Wawan mengutip awal Qs. Al-Baqarah ayat 177.
Beliau menjelaskan bahwa maksud dari kalimat menghadapkan wajah ke timur dan barat dimaknai sebagai ibadah salat.
"Yang disebut kebaikan itu bukan hanya ibadah salat yang mulanya menghadap ke timur — Baitul Maqdis, kemudian setelah berselang 16 sampai 17 bulan kiblat berubah ke arah barat — Ka'bah, bukan hanya itu," Jelas beliau, menerangkan makna barat dan timur.
Melanjutkan ayat tersebut, beliau menjelaskan kebajikan lain yang pertama adalah beriman kepada Allah, hari akhir, para golongan malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi.
Mengenai iman kepada hari akhir, beliau menyebut hari akhir adalah hari-hari yang belum pernah manusia lalui, berupa kiamat, alam barzah, hari kebangkitan, dll. Sedangkan mengenai iman kepada malaikat, artinya kita mengimani sepuluh golongan malaikat yang wajib kita ketahui. Iman kepada kitab-kitab, artinya mengimani semua kitab dan 100 suhuf yang telah Allah turunkan, sekalipun tidak ada kewajiban bagi kita untuk mengamalkan kitab selain Al-Qur'an.
Kebajikan yang kedua adalah memberikan harta yang layak dikonsumsi dan dipakai atau sedekah kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan, peminta-minta dan untuk memerdekakan hamba sahaya.
Kebajikan yang ketiga adalah melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Keempat adalah menepati janji. Kelima adalah bersabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.
"Bersabar dalam keadaan terjepit, kalau dalam bahasa Sunda istilahnya itu seset werat werit, nete semplek, nincak semplak," Pungkas ustaz Wawan ketika mendefinisikan sabar.
Terakhir, beliau menyebut keseluruhan kebajikan itu adalah bentuk manifestasi keimanan seorang manusia dan sebegitu universal Islam memandang kebajikan.
Reporter: Haifa Nailah Muttaqin, KPI 3/A.
Tidak ada komentar
Posting Komentar