Pengajian Masjid Ar-Rohmah Rahayu Kupas Azab Nyata Kaum yang Dikutuk Menjadi Kera



Dakwahpos.com, Bandung - Masjid Ar-Rohmah Rahayu menggelar pengajian yang penuh makna yang dimulai bakda salat Zuhur hingga pukul 15.00 WIB pada Minggu, (06/10/2024) membahas salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam mengenai azab yang ditimpakan kepada kaum yang dikutuk menjadi kera. Pengajian tersebut dihadiri oleh K. H. Ujang Saepudin sebagai penceramah. Beliau menguraikan tafsir Surat Al-Baqarah ayat 65 yang menceritakan tentang hukuman bagi kaum Bani Israil yang melanggar perintah Allah SWT. 

Dalam tausiyahnya, K. H. Ujang Saepudin menekankan bahwa kisah tersebut bukan hanya sebagai sejarah semata, tetapi menjadi peringatan bagi umat manusia sepanjang masa. "Azab ini diberikan kepada mereka yang membangkang kepada perintah Allah, dan dikutuk menjadi kera sebagai hukuman atas perbuatan mereka. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita agar senantiasa taat kepada Allah dan tidak melanggar ajaran-Nya," ujar beliau di hadapan jamaah.

Lebih lanjut, K. H. Ujang Saepudin menjelaskan konteks kisah dalam Surat Al-Baqarah ayat 65, di mana kaum tersebut melakukan pelanggaran besar dengan memanipulasi syariat yang telah Allah tetapkan. Sebagai bentuk hukuman, Allah mengubah mereka menjadi kera, menunjukkan bahwa azab-Nya nyata dan bisa terjadi kepada siapa pun yang berani melanggar perintah-Nya. Tausiyah ini diikuti dengan penggalian nilai-nilai moral yang bisa diambil dari kisah tersebut.

Tidak hanya menyampaikan kisah kaum terdahulu, K. H. Ujang juga mengaitkan peristiwa tersebut dengan kondisi umat manusia saat ini. Menurut beliau, meskipun bentuk azab yang diberikan kepada manusia saat ini mungkin berbeda, prinsip dasar dari hukuman Allah tetap berlaku. "Jika kita terus melakukan dosa dan kemaksiatan, Allah bisa memberikan balasan yang setimpal, baik di dunia maupun di akhirat," jelasnya.

Jamaah yang hadir terlihat antusias mendengarkan penjelasan tersebut. Beberapa di antaranya tampak mencatat poin-poin penting yang disampaikan K. H. Ujang. Mereka merasa tausiyah ini menjadi pengingat yang sangat relevan di tengah godaan dunia yang semakin besar. Pengajian seperti ini dinilai sangat penting untuk memperkuat keimanan dan kesadaran umat terhadap bahaya meninggalkan ajaran agama.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh K. H. Ujang Saepudin. Jamaah pun merasa tercerahkan dan berharap jamaah menghadiri kegiatan pengajian ini dengan istiqamah , agar masyarakat terus mendapatkan pencerahan spiritual dan menjadi umat yang lebih baik. 

Reporter : Seli Siti Amaliah Putri KPI/3B


Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024