Dakwahpos.com, Bandung - Jamaah Masjid Al-Muhajir Panyileukan memiliki kebiasaan unik yang dilakukan setiap hari setelah pengajian ba'da Maghrib. Mereka duduk bersama di teras masjid sambil menikmati hidangan ringan dan secangkir kopi atau teh hingga menjelang waktu salat Isya.
Menurut Bapak Riana D. Asmara, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajir Panyileukan, kegiatan ini bertujuan memperkuat silaturahmi antarjamaah sekaligus mendorong mereka untuk tetap di masjid hingga salat Isya berjamaah.
"Ini sudah menjadi rutinitas yang setiap hari kami lakukan. Selain untuk menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga mendorong jamaah untuk tidak pulang setelah pengajian ba'da Maghrib, sehingga mereka tetap ikut salat Isya berjamaah," ungkap Bapak Riana, Kamis (07/11/2024)..
Kegiatan duduk bersama ini berlangsung sekitar 10 menit sebelum waktu salat Isya. Para jamaah menikmati suasana santai sambil bercengkerama satu sama lain. Selain menyantap hidangan ringan, obrolan seputar kegiatan keagamaan dan isu sehari-hari menjadi bagian tak terpisahkan dari kebiasaan ini.
"Kami merasa nyaman dengan kegiatan ini. Tidak hanya mempererat hubungan antarjamaah, tetapi juga membuat masjid semakin hidup," ungkap salah satu jamaah yang turut hadir.
Tradisi ini tidak hanya menjadi momen untuk menunggu waktu salat, tetapi juga menciptakan kebersamaan di antara masyarakat sekitar masjid. Masjid Al-Muhajir Panyileukan menjadi salah satu contoh bagaimana masjid dapat berfungsi lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat interaksi sosial yang positif.
Reporter : Desy Windayani Budi Artik, KPI/3C
Menurut Bapak Riana D. Asmara, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajir Panyileukan, kegiatan ini bertujuan memperkuat silaturahmi antarjamaah sekaligus mendorong mereka untuk tetap di masjid hingga salat Isya berjamaah.
"Ini sudah menjadi rutinitas yang setiap hari kami lakukan. Selain untuk menjalin silaturahmi, kegiatan ini juga mendorong jamaah untuk tidak pulang setelah pengajian ba'da Maghrib, sehingga mereka tetap ikut salat Isya berjamaah," ungkap Bapak Riana, Kamis (07/11/2024)..
Kegiatan duduk bersama ini berlangsung sekitar 10 menit sebelum waktu salat Isya. Para jamaah menikmati suasana santai sambil bercengkerama satu sama lain. Selain menyantap hidangan ringan, obrolan seputar kegiatan keagamaan dan isu sehari-hari menjadi bagian tak terpisahkan dari kebiasaan ini.
"Kami merasa nyaman dengan kegiatan ini. Tidak hanya mempererat hubungan antarjamaah, tetapi juga membuat masjid semakin hidup," ungkap salah satu jamaah yang turut hadir.
Tradisi ini tidak hanya menjadi momen untuk menunggu waktu salat, tetapi juga menciptakan kebersamaan di antara masyarakat sekitar masjid. Masjid Al-Muhajir Panyileukan menjadi salah satu contoh bagaimana masjid dapat berfungsi lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat interaksi sosial yang positif.
Reporter : Desy Windayani Budi Artik, KPI/3C
Tidak ada komentar
Posting Komentar